Pencegahan Covid 19 pada anak (Seri pandemik covid 19)



Dalam masa wabah seperti ini, penting bagi kita untuk menjaga buah hati kita. banyak hal yang bisa dilakukan oleh ayah bunda untuk menjauhkan si buah hati dari potensi ancaman virus COVID 19 ini.
berikut adalah tips untuk menghindari potensi infeksi virus corona pada si buah hati.

Tips bagi orang tua:
  • Bagi ayah/ bunda yang masih harus bekerja di luar rumah, apalagi yang bekerja di Zona merah dan tiap hari pulang,  usahakan tiap bekerja membawa bekal pakaian ganti. alangkah lebih baik jika sebelum sampai di rumah, ayah/bunda menyempatkan diri untuk membersihkan diri, mandi dan keramas serta ganti pakaian sebelum sampai di rumah. sehingga saat si buah hati merajuk saat tahu ayah bundanya datang. kita sudah bersih dan tidak khawatir lagi.
  • sering-seringlah cuci tangan. tidak harus pakai hand sanitizer. pakai air mengalir dan sabun sudah cukup berguna untuk memutus rantai penyebaran virus ini.
  • jika anda flu, batuk, pilek demam. batasi aktivitas dan kontak fisik dengan orang lain khususnya dengan ananda.  istirahat yang cukup, minum obat dan pakai masker supaya saat batuk / bersin, droplet (percikan ludah) tertahan di masker anda dan tidak membahayakan anak anda dan sekitar.
Tips bagi ananda:
  • Ajari cara cuci tangan yang baik dan benar langkah demi langkah
  • Ajari cara menutup mulut saat batuk atau bersin dengan menggunakan lengan atas.
  • Beri pengertian secara sederhana tentang apa yang sedang terjadi, dan kenapa mereka sementara tidak diperkenankan bersekolah, bermain di luar rumah.
  • Berikan ananda makanan yang bergizi, vitamin dan arahkan aktifitas olahraga ringan di lingkungan rumah.   
Tips Bersama Keluarga:


  • Hindari bepergian ke luar kota, manfaatkan waktu luang untuk mempererat hubungan kasih sayang dengan ananda.
  • Gunakan waktu untuk permainan edukasi bersama-sama. bercerita atau mendongeng bersama si buah hati
  • Tetap batasi buah hati anda saat berinteraksi dengan Gadjet, arahkan pada kegiatan edukatif lainnya seperti mewarnai, menggambar atau ajaklah memasak bersama.
  • ajari anak-anak tentang aktifitas harian, seperti menyapu, membersihkan tempat tidur, mencuci baju, tas atau sepatu mereka. kenalkan mereka dengan aktifitas produktif yang jarang mereka peroleh di sekolah, seperti menanam sayur, buah, menyirami tanaman di lingkungan rumah, bahkan jika kita mempunyai hewan peliharaan seperti burung, kucing atau budidaya ayam, kelinci, kita bisa ajarkan sedikit tentang tanggung jawab pada anak-anak kita.



DIARE ANAK


Diare adalah buang air besar yang frekuesinya lebih sering dan konsistensi tinja lebih encer dari biasanya. Selama terjadi diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit secara cepat. Pada saat yang bersamaan, usus kehilangan kemampuannya untuk menyerap cairan dan elektrolit yang diberikan kepadanya. Pada kasus yang ringan dimana proses penyerapan belum terganggu, berbagai cairan yang diberikan kepadanya dapat mencegah dehidrasi. Lebih kurang 10% episode diare disertai dehidrasi /kekurangan cairan secara berlebihan. Bayi dan anak yang lebih kecil lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding anak yang lebih besar dan dewasa. Oleh karena itu, mencegah atau mengatasi dehidrasi merupakan hal penting dalam  penanganan diare pada anak

Diare akut umumnya disebabkan infeksi virus dan sebagian besar akan sembuh sendiri. Namun, saat si kecil diare, ia seringkali menolak makan, termasuk makanan favoritnya. Si kecil juga tampak lemas dan terkadang juga tidak mau minum. Hal ini tentu membuat kuatir Ayah dan Bunda karena takut si kecil mengalami kekurangan zat gizi. 

Disentri. Yaitu episode diare akut yang tinja nya ditemukan darah terlihat secara kasat mata. Disertai gejala Diare dengan darah, lendir dalam tinja dan tenesmus (mejan)

Angka kejadian
Diare cair akut
20 - 80% Diare cair akut anak di dunia umumnya disebabkan oleh rotavirus. Dengan jumlah kematian 440.000 anak pertahun.
Disentri
Berupa diare akut berdarah. Merupakan 10% dari diare akut pada anak kurang dari 5 tahun.

Lalu bagaimana mensiasati memberi makan saat anak sedang diare?

  1. Selalu siapkan cairan oralit untuk mengganti cairan yang keluar setelah diare.
Anak yang mengalami diare sangat rentan dehidrasi. Anak yang mengalami dehidrasi ringan sedang akan terlihat kehausan, sebaliknya bila sudah mengalami dehidrasi berat maka ia malas minum.
Cegah si kecil mengalami dehidrasi dengan memberikan oralit sekitar 10 ml/kg berat badan. Misal berat badannya 10 kg, maka ia perlu oralit 100 ml setiap diare. Bila si kecil muntah setelah minum oralit, tunda dulu sebentar lalu berikan kembali sedikit demi sedikit.
  1. Lanjutkan pemberian air susu ibu (ASI)
Air susu ibu memiliki efek proteksi terhadap terjadinya diare. Saat si kecil diare, lanjutkan memberikan ASI. Kandungan laktosa yang terdapat dalam ASI tidak menyebabkan diare bertambah parah. Pemberian susu formula bebas laktosa saat sedang diare masih kontroversial, meski beberapa penelitian menunjukkan manfaat mengganti susu formula ke bebas laktosa saat sedang diare.

3.   Berikan makanan yang banyak mengandung cairan
Bagi anak yang sudah mulai makan makanan padat, ayah dan bunda dapat memberikan makanan yang banyak mengandung air, seperti sup, yogurt, atau air kelapa. Pemberian buah segar (jus buah) tidak disarankan, karena mengandung sukrosa, fruktosa dan sorbitol yang menyebabkan peningkatan osmolalitas. Makanan yang mengandung tinggi kalium, seperti pisang juga bisa menjadi pilihan. Hindari memberikan minuman manis atau soda saat si kecil sedang diare.  

4.   Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering
Saat sedang diare nafsu makan mungkin akan menurun, tetapi asupan makanan yang masuk tetap harus diperhatikan. Saat diare, si kecil mungkin juga merasa mual atau malah muntah, berikan makanan dalam porsi lebih kecil yang lebih mudah diterima. Makanan dalam porsi kecil ini perlu diberikan lebih sering, misal tiap 3-4 jam, untuk memenuhi kebutuhan zat gizi si kecil selama diare.

Lalu bagaimana mensiasati memberi makan saat anak sedang diare?

  1. Selalu siapkan cairan oralit untuk mengganti cairan yang keluar setelah diare.
Anak yang mengalami diare sangat rentan dehidrasi. Anak yang mengalami dehidrasi ringan sedang akan terlihat kehausan, sebaliknya bila sudah mengalami dehidrasi berat maka ia malas minum.
Cegah si kecil mengalami dehidrasi dengan memberikan oralit sekitar 10 ml/kg berat badan. Misal berat badannya 10 kg, maka ia perlu oralit 100 ml setiap diare. Bila si kecil muntah setelah minum oralit, tunda dulu sebentar lalu berikan kembali sedikit demi sedikit.
  1. Lanjutkan pemberian air susu ibu (ASI)
Air susu ibu memiliki efek proteksi terhadap terjadinya diare. Saat si kecil diare, lanjutkan memberikan ASI. Kandungan laktosa yang terdapat dalam ASI tidak menyebabkan diare bertambah parah. Pemberian susu formula bebas laktosa saat sedang diare masih kontroversial, meski beberapa penelitian menunjukkan manfaat mengganti susu formula ke bebas laktosa saat sedang diare.

3.   Berikan makanan yang banyak mengandung cairan
Bagi anak yang sudah mulai makan makanan padat, ayah dan bunda dapat memberikan makanan yang banyak mengandung air, seperti sup, yogurt, atau air kelapa. Pemberian buah segar (jus buah) tidak disarankan, karena mengandung sukrosa, fruktosa dan sorbitol yang menyebabkan peningkatan osmolalitas. Makanan yang mengandung tinggi kalium, seperti pisang juga bisa menjadi pilihan. Hindari memberikan minuman manis atau soda saat si kecil sedang diare.  

4.   Berikan makanan dalam porsi kecil dan sering
Saat sedang diare nafsu makan mungkin akan menurun, tetapi asupan makanan yang masuk tetap harus diperhatikan. Saat diare, si kecil mungkin juga merasa mual atau malah muntah, berikan makanan dalam porsi lebih kecil yang lebih mudah diterima. Makanan dalam porsi kecil ini perlu diberikan lebih sering, misal tiap 3-4 jam, untuk memenuhi kebutuhan zat gizi si kecil selama diare.
5.   Lanjutkan memberikan makanan yang mengandung tinggi energi setelah sembuh dari diare.

Saat sedang diare, berat badan si kecil seringkali menurun karena asupan yang kurang atau kondisi dehidrasi. Bila diare sudah perbaikan, maka ayah dan bunda harus mengejar kekurangan asupan makan tersebut dengan melanjutkan memberikan makanan yang mengandung tinggi energi agar pertumbuhan si kecil tetap terjaga saat masa penyembuhan.
Semoga beberapa tips di atas dapat membantu mengatasi kekuatiran ayah dan bunda saat si kecil tidak mau makan karena sedang diare.
Pertanyaan yang sering diajukan mengenai diare pada anak
1.      Apakah Teh boleh diberikan pada anak diare dengan maksud sebagai cairan rehidrasi (penambah/pengganti cairan)?
Jawaban:
Anak dengan diare membutuhkan Natrium sebagai pengganti natrium yang terbuang saat diare. TEH tidak tepat jika digunakan sebagai pengganti cairan pada anak dengan diare karena kandungan Natrium dalam teh rendah.
2.      Apakah anak yang muntah tidak boleh diberikan Oralit?
Jawaban:
Muntah bukan larangan untuk pemberian oralit. Berikan perlahan dan konstan untuk mengurangi muntah.
3.      Apakah anak dengan diare harus dipuasakan/dikurangi makannya?
Jawaban
Memuasakan anak dengan diare hanya akan memperpanjang waktu diare.
4.      Apakah ASI harus dihentikan saat diare?
Jawaban:
ASI harus dilanjutkan, ASI bisa digunakan sebagai cairan pengganti selama diare. Anak yang sebelumnya hanya mendapat ASI jangan diganti dengan Susu Formula.
5.      Apakah anak diare boleh diberikan sprite, cola, minuman olahraga?
Jawaban:
Minuman diatas mengandung Karbohidrat tinggi, Osmolaritas Tinggi dan kadar Natrium Rendah. Tidak disarankan pemberiannya sebagai cairan rehidrasi karena akan menyebabkan diare osmotik.
6.      Apakah anak dengan diare harus ganti susu rendah laktosa?
Jawaban:
Hanya untuk bayi yang sebelumnya telah mendapat susu formula dan secara klinis menunjukkan tanda intoleransi laktosa berupa diare profus/terus-menerus, kembung, sering kentut, sakit perut, kemerahan pada anus dan tinja berbau.
7.      kapan anak harus dibawa periksa saat diare?
Jawaban:
Anak terlihat haus, kencing berkurang, mata agak cekung, kekenyalan kulit menurun, bibir kering, muntah terus-menerus (cairan tidak bisa masuk)


Sumber:

MASALAH MAKAN PADA BAYI



Pada bahasan sebelumnya, penulis telah memposting sekilas tentang feeding difficulty. pada pembahasan kali ini. Penulis lebih menitikberatkan pada identifikasi masalah yang menyebabkan masalah pada Makan, serta tatalaksana sesuai dengan hasil identifikasi permasalahan yang ditemukan.
 
RED FLAG (Tanda Bahaya)
1.       Kelainan Struktural
 Abnormalitas Nasofaring, laring dan trakea, esofagus.
2.       Kelainan neurodevelopmental
 CP, Meningomielokel, distrofi muskuler, myestenia gravis dll
3.       Tanda dan Gejala medis yang mendasari masalah makan
Muntah/ regurgitasi berulang, posisi sandifer, diare berulang/kronik/berdarah, batuk lebih dari 2 minggu atau batuk lebih dari 3 episode dalam kurun 3 bulan. Tampak kesakitan, pucat, demam yang tidak diketahui penyebabnya selami 2 minggu, pembesaran Kelenjar Getah Bening, sesak saat minum.

                
 ATURAN MAKAN YANG BENAR
JADWAL
Teratur dan terencana
Hanya mendapat cemilan sesuai jadwal
Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit
Diantara waktu makan hanya boleh mengkonsumsi air putih
Jarak antara makan tidak boleh terlalu pendek
LINGKUNGAN
      Menyenangkan (jangan dipaksa)
Beri alas bawah kursi supaya makanan yg jatuh tidak berantakan
Tidak bermain sambil makan
Jangan memberikan makanan sebagai hadiah
PROSEDUR
Porsi kecil
Berikan makanan padat dahulu baru makanan cair(Susu hanya diberikan setelah makan padat)
Dorong anak untuk makan sendiri
Singkirkan makanan jika setelah 10-15 menit anak hanya bermain tanpa makan
Akhiri makan bila anak mengamuk
Mengelap mulut anak dilakukan setelah makan selesai

IDENTIFIKASI MASALAH  

Berikut alur yang bisa dipakai dalam identifikasi masalah sulit makan pada bayi atau anak

Inappropriate feeding practice: : prilaku makan yang salah/tidak sesuai usia
Small eater: makan sedikit, status gizi kurang dan feeding rules benar.
Food preference:
-     Picky eater: menolak makanan tertentu tapi masih mengkonsumsi makanan dari 4 kelompok; karbohidrat, protein, sayur/buah dan susu. (fase normal)
-        Selective eater: keterbatasan penerimaan terhadap makanan yang tidak sesuai dengan usia dan tahap perkembangan. Hilangnya supan terhadap salah satu dari 4 kelompok bahan makanan. (patologis)
Parenteral misperception: anak yang menurut orangtua punya masalah makan, namun dari wawancara orang tua sudah menerapkan aturan makan yang benar, dan status gizi anak Baik. (salah membandingkan dengan anak lainnya)


TATALAKSANA:
Inappropriate feeding practice
Tatalaksana: lakukan pemberian makan sesuaiaturan makan yang benar dengan gizi yang lengkap dan seimbang.
Small eater
Tatalaksanan:hati-hati masa transisi menyusu-sendok (usia 6 bulan sd 3 tahun).Jangan beri camilan diluar aturan makan (merangsang regulasi lapar butuh waktu dan kesabaran). Beri makanan tinggi kalori (lemak, minyak susu khusus 1-1,5kkal/mL). Perbandingan makanan Padat:cair à 70:30
Food preference: Picky eater, Selective eater
Tatalaksana: Porsi kecil, kenalkan berbagai rasa alamiah, paparkan makanan baru 10-15kali. Sajikan makanan di meja yang terjangkau anak dan semenarik mungkin (jangan dipaksa/ditawarkan),  beri contoh makan yang menyenangkan, campur sedikit makanan baru dengan makanan yang sudah disukai
Parenteral misperception
Tatalaksana: Informasi tentang pertumbuhan anak dan Aturan makanan yg sdh benar.



Sumber:
Lestari ED. Optimizing growth and development in children: Sulit makan. Bag Ilmu kesehatan anak RS dr moewardi/UNS. 2017. 111-22

Pencegahan Covid 19 pada anak (Seri pandemik covid 19)

Dalam masa wabah seperti ini, penting bagi kita untuk menjaga buah hati kita. banyak hal yang bisa dilakukan oleh ayah bunda untuk menjauh...