Definisi
Duplikasi
enterik adalah bentuk
yang jarang dari malformasi kongenital yang bervariasi dalam presentasi dan menyajikan tantangan besar bagi mereka yang
terlibat dalam manajemen penatalaksanaannya.1
Kista
duplikasi bisa terjadi dimanapun sepanjang traktus gastrointestinal dari lidah
sampai anus. Biasanya terjadi di daerah ileum. Kista ini bisa berupa kista
tunggal maupun kista multipel dengan bentuk sferis maupun tubular.2
Epidemiologi
Insidensi gastroitestinal belum
dapat diketahui dengan tepat, 1 dibanding 4500 otopsi diketahui adanya kista
duplikasi. 80 % diketahui pada 2 tahun pertama kehidupannya.3,4
Etiologi
Etiologi dari penyakit ini
belum diketahui dengan baik. Beberapa hipotesisis yang dikemukakan diantaranya
menyatakan kemungkinan dikarenakan adanya insiden selama dalam kandungan, adanya
usaha pengguguran pada janin kembar, divertikulum embronik yang persisten atau
rekanalisasi yang tidak sempurna serta teori notochord split.3,4,5,6
Patofisiologi
Telah
dikemukakan pendapat bahwa
perkembangan
awal
kelainan
terjadi
dalam tahap
gastrulasi
dan hasil dalam
pembelahan notochord.
Selama
embriogenesis
awal,
notochord
terbuka,
dan
endoderm
dari kantung
kuning telur
dan
ektoderm
dari
notochord
yang menyatu;
tabung
yang disebut kanal
neuroenteric
menghubungkan
kantung
kuning telur dan
amnion.
Sebagai bagian dari
pengembangan
notochord split,
adhesi
endodermal-ectodermal
antara
menghasilkan persistensi dari
saluran
endomesenchymal
antara
kantung
kuning telur dan
amnion.
Saluran
endomesenchymal
terbentuk
bertanggung jawab atas
anomali
dari sistem pencernaan
secara keseluruhan.
Namun, tidak semua
duplikasi
sesuai dengan
teori ini,
dan
etiologi
lainnya
telah dikemukakan. Beberapa
duplikasi
dari
foregut
dan
hindgut
mungkin hasil dari
"kembaran
parsial."
Duplikasi ini
mungkin berhubungan
dengan struktur
pasangan lainnya,
seperti yang ditemukan
di saluran
kelamin dan
kemih.
Duplikasi
lainnya,
terutama
ileum,
dapat terjadi sebagai akibat dari
diverticula
embriologis
persisten.
Beberapa bagian dari
saluran
usus
memiliki tahap
yang solid
selama pembentukannya,
sehingga duplikasi
dari struktur ini
mungkin hasil dari
"rekanalisasi
luminal
menyimpang."
Akhirnya,
faktor lingkungan
intrauterin,
seperti trauma atau
hipoksia
selama
kecelakaan
pembuluh darah,
dapat menyebabkan
duplikasi
pada setiap tingkat
saluran pencernaan.3,4,5,6
Klasifikasi
Duplikasi
saluran pencernaan terdiri dari beberapa jenis yaitu:
·
duplikasi
Servikal: duplikasi kista servikal merupakan
duplikasi saluran pencernaan yang paling tidak biasa, dengan kurang dari 10 kasus yang dilaporkan.
·
duplikasi
thorak dan thoracoabdominal, merupakan 4% dari semua duplikasi
pencernaan.
·
duplikasi
lambung: duplikasi ini meliputi 7% dari
semua duplikasi pencernaan.
·
duplikasi Pyloric, sangat jarang, namun pernah dilaporkan dalam literatur.
·
duplikasi duodenum
merupakan 5% dari semua duplikasi saluran pencernaan.
·
duplikasi usus halus:
Usus kecil adalah
tempat yang paling sering terdapat duplikasi saluran pencernaan, sebanyak 44% dari semua kasus duplikasi saluran cerna
·
duplikasi
kolon: mungkin kistik atau tubular,
duplikasi kolon mewakili
15 persen% dari duplikasi saluran
cerna.
·
duplikasi
rektal: ini mewakili
sampai 5% dari duplikasi pencernaan. 3,4
Diagnosis
Pada kebanyakan anak dengan duplikasi intestinal, diagnosis sulit untuk
ditegakkan sebelum operasi.3 Gejala yang terjadi bisa berupa muntah,
nyeri abdomen ataupun distensi pada abdomen, pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan adanya massa pada abdomen
dengan ukuran yang bervariasi, bisa juga didapatkan adaya sidrom oklusi.
Kadang-kadang bisa didapatkan adanya komplikasi seperti volvulus, intususepsi intestinal akut, perdarahan, atau peritonitis akibat
adanya perforasi pada tempat ulkus peptik atau pada daerah dengan degenerasi
maligna dimana hal ini sangat jarang terjadi pada anak-anak.3,8, 9
Pemeriksaan dengan foto
polos Abdomen dapat membantu untuk mendeteksi adanya massa maupun adanya
obstruksi maupun konstipasi yang diakibatkan adanya massa abdomen.7 Ultrasonografi
saja dapat digunakan untuk membantu penegakan diagnosis, bisa juga
dikombinasikan dengan CT Scan Abdomen yang biasanya akan menunjukkan adanya
massa kistik.3,6
Tatalaksana
Pada duplikasi usus halus, terapi
dengan reseksi lebih dianjurkan pada kelainan yang berbentuk kista kecil maupun
tubuler yang pendek. Sedangkan untuk kista yang tidak dapat direseksi bisa
dilakukan drainase. Pada duplikasi yang berbentuk tubuler yang tidak dapat
direseksi akibat ukuran yang terlalu panjang bisa dilakukan terapi penyinaran, melalui
beberapa sayatan pengupasan pada mukosa
(saat pemisahan tidak
mungkin), atau pengalihan ke
dalam perut 3
Prognosis
Hasil pembedahan maupun terapi medis lainya bisa
bervariasi. Adanya laporan terjadinya metaplasi bisa dicegah, tergantung pada
lokasi duplikasi serta ketepatan. Tingkat keparahan serta tipe malformasi
memainkan peran yang penting dalam menentukan morbiditas maupun mortalitas
pasien.3
Gambar 1. Gambaran kasus dengan kista duplikasi
Referensi
1. Islah, T Hafizan. Perforated Ileal Duplication Cyst Presenting with
Right Iliac Fossa Pain Mimicking Perforated Appendicitis. Med
J Malaysia Vol 63 No 1. 2008
2. Ragavan, Sarvavinothini, Rajasekhar R, Srividya,
Syed.
Infected ileal duplication cyst with unusual clinical and pathological finding.
Journal Tropicalgastro. 2008
3. Amulya
KS. Gastrointestinal Duplication. 2011. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/936799-overview#showall
4. Yoseph T. Case Report Duplication Of
Gastrointestinal Tract. Journal of eritrean medical association jema. 2009
5. Jacob. S, Anand M, Singh VP, William B. Long segment
ileal duplication with extensive gastric heterotopia. Indian journal of
pathology and microbiology.vol 52 2009.
pp 397—399