Kejang dan spasme pada neonatus


K
ejang merupakan keadaan emerjensi atau tanda bahaya yang sering terjadi pada neonatus, karena kejang yang berkepanjangan dapat mengakibatkan hipoksia otak yang cukup berbahaya bagi kelangsungan hidup bayi atau dapat mengakibatkan sekuele di kemudian hari. Termasuk dalam kelompok gejala ini adalah spasme. Keadaan ini dapat diakibatkan oleh asfiksia neonatorum, hipoglikemia dan gangguan metabolik lain atau merupakan tanda meningitis atau masalah susunan syaraf.
Dalam bab ini hanya dibicarakan masalah kejang, dan manajemen umum nya, sedangkan manajemen khusus nya dapat dilihat pada bab atau penyakit yang terkait atau penyakit penyebab kejang.

LANGKAH  PROMOTIF/PREVENTIF
·          Mencegah semua keadaan yang dapat menyebabkan kejang atau spasme pada neonatus: mencegah asfiksia, infeksi atau sepsis, hipoglikemia dan gangguan metabolik lain.

LANGKAH DIAGNOSTIK
Diagnosis Banding
1.      Kejang metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia, hipernatremia
2.      Kejang karena infeksi : meningitis pada neonatus
3.      Spasme : tetanus neonatorum
4.      Kejang pasca asfiksia : ensefalopati hipoksik iskemik
Anamnesis :
·           Kapan terjadinya kejang                        .
·           Berapa lama kajang berlangsung
·           Keadaan umum bayi pada saat kejang
·           Hal hal khusus yang berhubungan dengan penyebab atau di­agnosis    
        banding kejang seperti
-        Riwayat persalinan  bayi lahir premature, lahir dengan tindakan penolong persalinan, afiksia neonatorum.
-        Riwayat imunisasi tetanus ibu, penolong persalinan bukan tenaga kesehatan.
-        Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional.
-        Riwayat kejang, penurunan kesadaran, ada gerakan abnor­mal pada mata, mulut, lidah dan ekstrimitas.
-        Riwayat spasme atau kekakuan pada ekstremitas, OW mulut dan perut.
-        Kejang dipicu oleh kebisingan atau prosedur atau tindakan pengobatan.
-        Riwayat bayi malas minum sesudah dapat mium normal
-        Adanya faktor risiko infeksi.
-        Riwayat ibu mendapat obat misalnya heroin, metadon, propoxypen, sekobarbital, alkohol.
-        Riwayat perubahan warna kulit (kuning)

Pemeriksaan fisis
Kejang
·         Gerakan abnormal pada wajah, mata, mulut, lidah dan ekstrimitas
·         Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh 
sepeda, mata berkedip, berputar, juling.
·         Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti
·         Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar membonjol, suhu tubuh tidak normal.
Spasme
·         Bayi tetap sadar, menangis kesakitan
·         Trismus, kekakuan otot mulut, rahang kaku, mulut tidak dapat buka, bibir mencucu
·         Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi otot tidak terkendali: Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau prosedur diagnostik.
·         Infeksi tali pusat.
                        Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mencari penyebab kejang
·         Pemeriksaan darah rutin dan darah apus
·         Lumbal pungsi dan pemeriksaan cairan serebrospinal
·         Kadar glukose darah, kadar elektrolit darah, kadar bilirubin
total, direk dan indirek     .
·         Bila diduga/ada riwayat jejas pada kepala: Pemeriksaan berkala hemoglobin dan hematokrit untuk memantau perdarahan intraventrikuler serta didapat perdarahan pada cairan serebrospinal.
·         Ultra sonografi untuk mengetahui adanya perdarahan
periventrikuler-intra ventri kuler.
·         Pencitraan kepala (CT-scan kepala).Untuk mengetahui adanya, perdarahan subarahnoid atau subdural, cacat bawaan, infark serebral.
·         Elektroensefalografi: kadang terdapat aktivitas epileptik yang menyebar

TERAPI
Manajemen
1.      Medikamentosa untuk memotong kejang
2.      Bebaskan jalan napas dan oksigenasi
3.      memasang jalur infus intravena
4.      Pengobatan sesuai dengan penyebab
Medikamentosa untuk memotong kejang
·         Fenobarbital 20 mg/kg berat badan intra vena dalam waktu 5 menit, jika kejang tidak berhenti dapat diulang dengan dosis 10 mg/kg berat badan sebanyak 2 kali dengan selang waktu 30 menit. Jika tidak tersedia jalur intravena, dapat diberikan intramuskuler dengan dosis ditingkatkan 10-15%.
·         Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin 20 mg/kg berat badan intravena dalam larutan garam fisiologis dengan kecepatan 1 mg/kgberat badan / merit.
·         Pengobatan rumatan:
-       Fenobarbital 3-5 mg/ hari, dosis tunggal atau terbagi tiap 12 jam secara intravena atau per oral. Sampai bebas kejang 7 hari.
-       Fenitoin 4-8 mg/kg/ hari intravena atau per oral. dosis terbagi dua atau tiga.


Bebaskan,jalan napas dan Oksigenasi        
Setiap pasien kejang harus selalu dilakukan pembebasan jalan napas dan oksigenasi secukupnya untuk mencegah terjadinya hipoksia yang berkepanjangan
Memasang jalur infus intravena
Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat
Pengobatan sesuai dengan penyebab
Bedah
Diperlukan apabila penyakit penyebabnya memerlukan tindakan bedah
Suportif
·         Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia otak yang berlanjut
·         Pasang jalur iv dan beri cairan iv dengan dosis rumat serta tunjangan . nutrisi adekuat
·         Mengurangi. rangsang suara, cahaya maupun tindakan invasif untuk menghindari bangkitan kejang pada penderita tetanus
·         Pasang pipa nasogastrik dan beri ASI peras bila bayi tidak dapat menyusu ASI. Mulai dengan jumlah setengah kebutuhan per hari dan pelan-pelan dinaikkan jumlah ASI yang diberikan sehingga tercapai jumlah yang diperlukan
Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll)
·         Bayi dirujuk bila memerlukan ventilator mekanik, atau memerlukan pemeriksaan penuajang misalnya : USG, CT scan, EEG atau konsultasi. 
PEMANTAUAN (MONITORING)
Terapi
·         Penanganan utama adalah mengatasi hipoksia dan gangguan.     metabolik sebagai penyebab tersering kejang pada neonatus kemudian pemberian. anti kejang.
·         Efektifitas antikonvulsan dipantau dengan melihat gejala klinis, bila perlu diulang dan segera dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyakit penyebabnya
Tumbuh Kembang
Pemantauan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan sensorik dan motorik. Setiap adanya gangguan perkembangan, perubahan tingkah laku ataupun gejala neurologik, eksplorasi harus dilakukan dengan pemeriksaan neurologis lengkap.
Table 1. Nilai normal kadar serum
Jenis
Bayi kurang bulan
Bayi cukup Bulan
1 minggu
7 minggu
1-12 jam
48-72 jam
Kalsium (mg/dl)
9,2 ± 1,1
9,5 ± 0,7
8,38 (7,3-9,2)
7,9 (5,9-9,7)
Natrium (mEq/l)
139,6 ± 3,2
137,2 ± 1,8
143 ± 7,2
148,7 ± 4,3
Kalium (mEq/l)
5,6 ± 0,5
5,7 ± 0,5
6,84 ± 0,73
5,92 ± 0,8
(Sumber fanaroff. AA: Neonatal-Perinatal medicine. 1432,1997)
Keterangan penyusunan mg/dl ke mmol/l dikalikan 0,25: mEq/l ke mmol/l dikalikan 0,5


Table 2. Nilai normal kadar serum
Jenis
Bayi kurang bulan
Bayi cukup Bulan
< 1000 gram
1000-1500 gram
1 hari
7 hari
Lekosit PMN/mm
3-4(0-14)
6 (0-44)
7 (0-26)
3 (0-5)
Limfosit/mm3
Eritrosit

1,027(0-19.050)

786 (0-9750)
5 (0-16)
23(6-630)
1 (0-4)
3(0-48)

Protein (mg/dl)
150 (95-370)
132 (45-227)
73 (40-148)
47 (27-65)
Glukose (mg/dl)
61 (29-2170
59 (31-109)
48 (38-64)
55 (48-62)
Keterangan : nilai lekosit total pada bayi kurang
(Sumber fanaroff. AA : Neonatal-Perinatal medicine.1432, 1997)
(SPM ilmu kesehatan Anak 2009)

Pencegahan Covid 19 pada anak (Seri pandemik covid 19)

Dalam masa wabah seperti ini, penting bagi kita untuk menjaga buah hati kita. banyak hal yang bisa dilakukan oleh ayah bunda untuk menjauh...